Pornografi and Undermind Control
Eksodus film-film tak seronok juga patut kita cermati. Kalau anda melihat film-film asing, hampir di setiap penayangannya menyisipkan dua hal: kalau tidak adegan ranjang pasti ada kecupan. Dulu kita mengenal film Basic Instinct, di Indonesia muncul Jacarta Undercover. Dulu ada film Scary Movie, di Indonesia Tukang Jamu Gendong berubah menjadi hantu cabul. Di Amerika ada film Setan berpakaian rok mini. Di Indonesia? Tidak usah saya sebut namanya, hampir berjumlah ratusan. Selain judulnya menggelikan, semakin menambah rasa malu kita sebagai umat.
Dan kita bisa lihat dari mulai adegan cium saja, kini film Indonesia ikut-ikutan mengadopsi. Sebut saja film 18+, Virgin, bahkan di film Cokelat Stroberi, laki-laki sesama laki-laki berciuman. Dalihnya trademark.
Pertanyaannya kemudian adalah kenapa pornografi yang dipilih...? Karena zionis tahu betul efek pornografi memiliki tingkatan yang lebih mengkhawatirkan ketimbang narkoba. Bayangkan dampak dari pornografi bisa menimbulkan visualisasi tayangan ke dalam otak anak dalam jangka waktu sangat lama.
Kiprah Zionis Dalam Memberi Dukungan
Pendanaan film-film seksualitas sebenarnya tidak dilakukan oleh bangsa sendiri. Minimal ada back up dari dana asing untuk menyuburkan film-film tersebut.
Ford Foundation memang terkenal gencar merekrut anak-anak muda kreatif Indonesia. Para sineas muda yang ingin mengangkat film-film seputar seksualitas, keseteraan gender, kearifan lokal, dan lain sebagainya akan diberikan suntikan dana segar dalam proses pembuatannya.
Namun, kendati tetap berkilah mereka mengaku sebagai organisasi Nirlaba, namun Ford Foundation memliki aset yang cukup menggiurkan. Menurut Wikipedia, cadangan devisa lembaga yang berpusat di New York ini mencapai US$ 13.7 dan US$ 530 juta diantaranya dalam bentuk hibah. Dari sinilah kemudian mereka menyebarkan misinya melalui proyek film-film sarat ideologis kufar ke berbagai negara.
Tantangan Bagi Umat Muslim
Dengan gejala ini, umat muslim harus waspada. Konspirasi kaum zionis dalam dunia perfilman mesti disikapi dengan bagaimana setiap umat membentengi keluarga dengan akidah dan tauhid yang lurus. Terbukti film memakai label Islam pun tidak juga bertujuan untuk syiar dakwah.
Tentu ini bukan berarti kita tidak boleh berkreasi. Islam menghargai kreativitas manusia, namun kita juga jangan pernah lupa bahwa ada kaedah-kaedah syar’i yang harus menjadi dasar tiap manusia menelurkan gagasannya. Terlebih saat ini sistem Dajjal sedang berdiri membangun kekuatannya melalui invasi perfilman dunia.
Semoga kita selalu diberikan penerangan oleh Allah untuk bisa mengendus misi mereka, walau mereka berdalih: “ini film Islam kok, kebebasan berekspresi kok, demi toleransi umat beragama kok”.
Ya Allah lindungilah keluarga kami dari fitnah akhir zaman. Dimana sesuatu yang baik dikatakan buruk, dan keburukan dilapisi dengan dalih kebenaran. Ya Rabb hanya kepadaMu lah kami bergantung. Hanya kepadaMu lah kami memohon ampun dan pertolongan.
Wallahua’lam bishshawab
Eksodus film-film tak seronok juga patut kita cermati. Kalau anda melihat film-film asing, hampir di setiap penayangannya menyisipkan dua hal: kalau tidak adegan ranjang pasti ada kecupan. Dulu kita mengenal film Basic Instinct, di Indonesia muncul Jacarta Undercover. Dulu ada film Scary Movie, di Indonesia Tukang Jamu Gendong berubah menjadi hantu cabul. Di Amerika ada film Setan berpakaian rok mini. Di Indonesia? Tidak usah saya sebut namanya, hampir berjumlah ratusan. Selain judulnya menggelikan, semakin menambah rasa malu kita sebagai umat.
Dan kita bisa lihat dari mulai adegan cium saja, kini film Indonesia ikut-ikutan mengadopsi. Sebut saja film 18+, Virgin, bahkan di film Cokelat Stroberi, laki-laki sesama laki-laki berciuman. Dalihnya trademark.
Pertanyaannya kemudian adalah kenapa pornografi yang dipilih...? Karena zionis tahu betul efek pornografi memiliki tingkatan yang lebih mengkhawatirkan ketimbang narkoba. Bayangkan dampak dari pornografi bisa menimbulkan visualisasi tayangan ke dalam otak anak dalam jangka waktu sangat lama.
Kiprah Zionis Dalam Memberi Dukungan
Pendanaan film-film seksualitas sebenarnya tidak dilakukan oleh bangsa sendiri. Minimal ada back up dari dana asing untuk menyuburkan film-film tersebut.
Ford Foundation memang terkenal gencar merekrut anak-anak muda kreatif Indonesia. Para sineas muda yang ingin mengangkat film-film seputar seksualitas, keseteraan gender, kearifan lokal, dan lain sebagainya akan diberikan suntikan dana segar dalam proses pembuatannya.
Namun, kendati tetap berkilah mereka mengaku sebagai organisasi Nirlaba, namun Ford Foundation memliki aset yang cukup menggiurkan. Menurut Wikipedia, cadangan devisa lembaga yang berpusat di New York ini mencapai US$ 13.7 dan US$ 530 juta diantaranya dalam bentuk hibah. Dari sinilah kemudian mereka menyebarkan misinya melalui proyek film-film sarat ideologis kufar ke berbagai negara.
Tantangan Bagi Umat Muslim
Dengan gejala ini, umat muslim harus waspada. Konspirasi kaum zionis dalam dunia perfilman mesti disikapi dengan bagaimana setiap umat membentengi keluarga dengan akidah dan tauhid yang lurus. Terbukti film memakai label Islam pun tidak juga bertujuan untuk syiar dakwah.
Tentu ini bukan berarti kita tidak boleh berkreasi. Islam menghargai kreativitas manusia, namun kita juga jangan pernah lupa bahwa ada kaedah-kaedah syar’i yang harus menjadi dasar tiap manusia menelurkan gagasannya. Terlebih saat ini sistem Dajjal sedang berdiri membangun kekuatannya melalui invasi perfilman dunia.
Semoga kita selalu diberikan penerangan oleh Allah untuk bisa mengendus misi mereka, walau mereka berdalih: “ini film Islam kok, kebebasan berekspresi kok, demi toleransi umat beragama kok”.
Ya Allah lindungilah keluarga kami dari fitnah akhir zaman. Dimana sesuatu yang baik dikatakan buruk, dan keburukan dilapisi dengan dalih kebenaran. Ya Rabb hanya kepadaMu lah kami bergantung. Hanya kepadaMu lah kami memohon ampun dan pertolongan.
Wallahua’lam bishshawab
0 komentar:
Posting Komentar